Ketahui demam kelinci, penyakit yang kasusnya melonjak di AS
Demam kelinci, atau yang dikenal juga dengan nama rabbit fever, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini biasanya menyerang hewan pengerat seperti tikus, tupai, dan kelinci, namun juga dapat menular kepada manusia.
Baru-baru ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah kasus demam kelinci di AS telah meningkat sebanyak 20% dalam satu tahun terakhir. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena demam kelinci dapat menyebabkan gejala yang serius pada manusia.
Gejala demam kelinci pada manusia dapat bervariasi, mulai dari demam tinggi, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti pneumonia atau infeksi darah.
Penularan demam kelinci pada manusia dapat terjadi melalui gigitan serangga seperti nyamuk atau kutu, kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, atau mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar yang berpotensi membawa bakteri penyebab demam kelinci.
Untuk mencegah penularan demam kelinci, disarankan untuk menggunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker saat berinteraksi dengan hewan liar, memasak daging hewan dengan sempurna sebelum dikonsumsi, serta menghindari gigitan serangga dengan menggunakan obat anti serangga.
Jika Anda mengalami gejala demam kelinci atau memiliki riwayat kontak dengan hewan yang terinfeksi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Pencegahan dan deteksi dini merupakan kunci utama dalam mengatasi penyebaran demam kelinci yang semakin meningkat. Semoga informasi ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kita semua.